Aplikasi Aritmetik








SISTEM KEAMANAN PADA ATM

 1. TUJUAN [kembali]

  •  Mengetahui pengaplikasian encoder-decoderr, mux-demux, dan aritmetik
  • Mengetahui cara membuat rangkaian pengontrol tanki air.
  • Dapat menjelaskan prinsip kerja sistem pengaman ATM.


 2. ALAT DAN BAHAN [kembali]


  • ALAT

a. Baterai


 


       

b. Multimeter

      



       

  • Baterai (12 V)



      


  • BAHAN

 

1. Resistor 
          

3. LED



           Infra merah : 1,6 V.
          Merah : 1,8 V – 2,1 V
           Oranye : 2,2 V.
           Kuning : 2,4 V.
           Hijau : 2,6 V.
           Biru : 3,0 V – 3,5 V.
           Putih : 3,0 – 3,6 V.
           Ultraviolet : 3,5 V.

4. Transistor NPN

           1. Bi-Polar NPN Transistor
           2. DC Current Gain (hFE) is 800 maximum
           3. Continuous Collector current (IC) is 500mA
           4. Emitter Base Voltage (VBE) is 5V
           5. Base Current(IB) is 5mA maximum
           6. Available in To-92 Package


5. Relay


    Relay Pin Configuration

    Pin Number

    Pin Name

    Description

    1

    Coil End 1
    Digunakan untuk memicu (On / Off) Relay, Biasanya satu ujung terhubung ke 12V dan ujung lainnya ke ground

    2

    Coil End 2

    Digunakan untuk memicu (On / Off) Relay, Biasanya satu ujung terhubung ke 12V dan ujung lainnya ke ground

    3

    Common (COM)

    Common terhubung ke salah satu Ujung Beban yang akan dikontrol

    4

    Normally Close (NC)
    Ujung lain dari beban terhubung ke NO atau NC. Jika terhubung ke      NC beban tetap terhubung sebelum pemicu

    5

    Normally Open (NO)

    Ujung lain dari beban terhubung ke NO atau NC. Jika terhubung ke    NC beban tetap terhubung sebelum pemicu


     6. Motor



    HIGH HIGH = motor tidak berputar
    HIGH LOW = motor berputar
    LOW LOW = motor tidak berputar 
    LOW HIGH = motor berputar

     

    7. Logicstate






    8. Sensor Infrared


    5VDC Operating voltageI/O 
    pins are 5V and 3.3V compliant
    Range: Up to 20cm
    Adjustable Sensing range
    Built-in Ambient Light Sensor
    20mA supply current Mounting hole 

    T9. Touch sensor (sensor sentuh)



    Spesifikasi:

     Konfigurasi pin:


    10. Sensor Vibration

    Spesifikasi :
        -Vsuplai : DC 3.3V-5V
        -Arus : 15mA
        -Sensor : SW-420 Normally Closed
        -Output : digital
        -Dimensi : 3,8 cm x 1,3 cm x 0,7 cm
        -Berat : 10 g

    • Gerbang Logika NOT

    Gerbang NOT



    •  Seven Segment




                                 



    • Decoder (IC 74LS248)

         









    IC 74LS248, merupakan IC TTL Decoder BCD to 7 Segment. IC ini berfungsi untuk mengubah kode bilangan biner BCD (Binary Coded Decimal) menjadi data tampilan untuk penampil/display 7 segment yang bekerja pada tegangan TTL (+5 volt DC).

    • Encoder (IC 74LS147)

    Komponen IC HD74LS147 ini adalah IC decoder seven segment (BCD to seven segment decoder) yang berfungsi untuk menyederhanakan rangkaian seven segment sehingga dapat menggunakan lebih sedikit pin I/O di mikrokontroller atau Raspberry Pi.

    • DIP 16 pin
    • Voltage  : 5V
    • Input voltage : 7V
    • Output : 200mA
    • Disipasi daya : 400mW
    • Output voltage : 15V
    11. Flame Sensor



    Flame detector merupakan salah satu alat instrument berupa sensor yang dapat mendeteksi nilai intensitas dan frekuensi api dengan panjang gelombang antara 760 nm ~ 1100 nm. 

    Spesifikasi dari flame detector ini adalah sebagai berikut:

               1. Keluaran = Digital (D0)

                2. Output Digital: 0 dan 1

                3. Tegangan operasi: 3.3V hingga 5V

                4. Format keluaran: Output digital (TINGGI / RENDAH) 

                5. Rentang deteksi panjang gelombang: 760nm hingga 1100nm

                6. Menggunakan komparator LM393

                7. Sudut deteksi: sekitar 60 derajat

                8. Sensitivitas yang dapat disesuaikan melalui potensiometer

                9. Arus Keluaran Maksimum: 15 mA

                10. Indikator lampu LED: daya (merah) dan output switching digital (hijau)

                11. Api yang lebih ringan mendeteksi jarak 80cm


    Konfigurasi pin:

     Modul sensor api ini memiliki 4 kaki/pinout dengan konfigurasi : 

    1. Vcc (5V) 

    2. Gnd 

    3. AO (Analog Input). 

    4. Digital Output (DO). 


    Grafik:


    12. Sensor magnet (magnetic reed switch)

     


    Reed Switch adalah sensor yang berfungsi juga sebagai saklar yang aktif atau terhubung apabila di area jangkauan nya terdapat medan magnet.

    Spesifikasi:       


                  Konfigurasi pin:




                            1. VCC = 3.3V-5V
                            2. Gnd
                            3. Digital Output

                  Grafik Respon: 



    13.  Sensor Infared

    Infra red (IR) detektor atau sensor infra merah adalah komponen elektronika yang dapat mengidentifikasi cahaya infra merah (infra red, IR). Sensor infra merah atau detektor infra merah saat ini ada yagn dibuat khusus dalam satu module dan dinamakan sebagai IR Detector Photomodules. IR Detector Photomodules merupakan sebuah chip detektor inframerah digital yang di dalamnya terdapat fotodiode dan penguat (amplifier). IR Detector Photomodules yang digunakan dalam perancangan robot ini adalah jenis TSOP (TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules). TSOP ini mempunyai berbagai macam tipe sesuai dengan frekuensi carrier-nya, yaitu antara 30 kHz sampai dengan 56 kHz. Tipe-tipe TSOP beserta frekuensi carrier-nya dapat dilihat pada lampiran data sheet. Bentuk Dan Konfigurasi Pin IR Detector Photomodules TSOP Konfigurasi pin infra red (IR) receiver atau penerima infra merah tipe TSOP adalah. Output (Out) Vs (VCC +5 volt DC) Ground (GND) Sensor penerima inframerah TSOP (TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules) memiliki fitur-fitur utama, seperti berikut. Fotodiode dan penguat dalam satu chip. Keluaran aktif rendah. Konsumsi daya rendah. Mendukung logika TTL dan CMOS. Detektor infra merah atau sensor inframerah jenis TSOP (TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules) adalah penerima inframerah yang telah dilengkapi filter frekuensi 30-56 kHz, sehingga penerima langsung mengubah frekuensi tersebut menjadi logika 0 dan 1. Jika detektor inframerah (TSOP) menerima frekuensi carrier tersebut, maka pin keluarannya akan berlogika 0. Sebaliknya, jika tidak menerima frekuensi carrier tersebut, maka keluaran detektor inframerah (TSOP) akan berlogika 1.

    14.Logicstate



    Berfungsi menghasilkan nilai inputan high atau low pada pin masukan




     3. DASAR TEORI [kembali]

     


      • Resistor

      Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm. Nilai Resistor biasanya diwakili dengan kode angka ataupun gelang warna yang terdapat di badan resistor. Hambatan resistor sering disebut juga dengan resistansi atau resistance.
      Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :
       
      Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
       
      Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :
       
      1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn


      •  Relay


      Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.


      Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar  yaitu :

      1. Electromagnet (Coil)
      2. Armature
      3. Switch Contact Point (Saklar)
      4. Spring

      Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :

      Struktur dasar Relay

      sumber : https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/

      Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :

      • Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
      • Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)

      Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.

      • Motor DC

      Motor arus searah dengan belitan medan seri adalah jenis motor traksi tertua. Ini memberikan karakteristik torsi kecepatan yang berguna untuk propulsi, memberikan torsi tinggi pada kecepatan rendah untuk akselerasi kendaraan, dan torsi menurun seiring dengan peningkatan kecepatan. Dengan mengatur belitan medan dengan beberapa tap, karakteristik kecepatan dapat bervariasi, sehingga memungkinkan kontrol akselerasi operator yang relatif mulus. Ukuran kontrol lebih lanjut diberikan dengan menggunakan pasangan motor pada kendaraan dalam kontrol pararel seri ; untuk operasi lambat atau beban berat, dua motor dapat dijalankan secara seri dari suplai arus searah. Dimana kecepatan yang lebih tinggi diinginkan, motor ini dapat dioperasikan secara paralel, membuat tegangan yang lebih tinggi tersedia di masing-masing motor sehingga memungkinkan kecepatan yang lebih tinggi. Bagian dari sistem rel mungkin menggunakan voltase yang berbeda, dengan voltase yang lebih tinggi dalam jangka panjang antar stasiun dan voltase yang lebih rendah di dekat stasiun yang hanya memerlukan pengoperasian lebih lambat.

    • Sensor Infrared
    Infra red (IR) detektor atau sensor infra merah adalah komponen elektronika yang dapat mengidentifikasi cahaya infra merah (infra red, IR). Sensor infra merah atau detektor infra merah saat ini ada yang dibuat khusus dalam satu modul dan dinamakan sebagai IR Detector Photomodules. IR Detector Photomodules merupakan sebuah chip detektor inframerah digital yang di dalamnya terdapat fotodiode dan penguat (amplifier). Bentuk dan Konfigurasi Pin IR Detector Photomodules TSOP.

    Prinsip Kerja Sensor Infrared



    Ketika pemancar IR memancarkan radiasi, ia mencapai objek dan beberapa radiasi memantulkan kembali ke penerima IR. Berdasarkan intensitas penerimaan oleh penerima IR, output dari sensor ditentukan.





    Prinsip kerja rangkaian sensor infrared berdasarkan pada gambar 2. Adalah ketika cahaya infra merah diterima oleh fototransistor maka basis fototransistor akan mengubah energi cahaya infra merah menjadi arus listrik sehingga basis akan berubah seperti saklar (swith closed) atau fototransistor akan aktif (low) secara sesaat seperti gambar 3:




    Grafik Respon Sensor Infrared




    Grafik menunjukkan hubungan antara resistansi dan jarak potensial untuk sensitivitas rentang antara pemancar dan penerima inframerah. Resistor yang digunakan pada sensor mempengaruhi intensitas cahaya inframerah keluar dari pemancar. Semakin tinggi resistansi yang digunakan, semakin pendek jarak IR Receiver yang mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih rendah dari IR Transmitter. Sementara semakin rendah resistansi yang digunakan, semakin jauh jarak IR Receiver mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih tinggi dari IR Transmitter.

    • Logicstate
    Gerbang logika atau logic gate adalah suatu entitas dalam elektronika dan matematika Boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logik menjadi sebuah sinyal keluaran logik.  Gerbang Logika beroperasi berdasarkan sistem bilangan biner yaitu bilangan yang hanya memiliki 2 kode simbol yakni 0 dan 1 dengan menggunakan Teori Aljabar Boolean.

    Sensor Vibration 



    Vibration sensor / Sensor getaran ini memegang peranan penting dalam kegiatan pemantauan sinyal getaran karena terletak di sisi depan (front end) dari suatu proses pemantauan getaran mesin. Secara konseptual, sensor getaran berfungsi untuk mengubah besar sinyal getaran fisik menjadi sinyal getaran analog dalam besaran listrik dan pada umumnya berbentuk tegangan listrik. Pemakaian sensor getaran ini memungkinkan sinyal getaran tersebut diolah secara elektrik sehingga memudahkan dalam proses manipulasi sinyal, diantaranya:
       - Pembesaran sinyal getaran
       - Penyaringan sinyal getaran dari sinyal pengganggu.
       - Penguraian sinyal, dan lainnya.
    Sensor getaran dipilih sesuai dengan jenis sinyal getaran yang akan dipantau. Karena itu, sensor getaran dapat dibedakan menjadi:
      - Sensor penyimpangan getaran (displacement transducer)
      - Sensor kecepatan getaran (velocity tranducer)
      - Sensor percepatam getaran (accelerometer).
    Pemilihan sensor getaran untuk keperluan pemantauan sinyal getaran didasarkan atas pertimbangan berikut:
      - Jenis sinyal getaran
      -  Rentang frekuensi pengukuran
      -  Ukuran dan berat objek getaran.
      -  Sensitivitas sensor
    Berdasarkan cara kerjanya sensor dapat dibedakan menjadi:
       - Sensor aktif, yakni sensor yang langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa perlu catu daya
         (power supply) dari luar, misalnya Velocity Transducer.
       - Sensor pasif yakni sensor yang memerlukan catu daya dari luar agar dapat berkerja.
    Grafik perbandingan frekuensi dengan sensitivitas sensor getaran :

    sensor flame



    Cara kerja flame detector mampu bekerja dengan baik untuk menangkap nyala api untuk mencegah kebakaran, yaitu dengan mengidentifikasi atau mendeteksi nyala api yang dideteksi oleh keberadaan spectrum cahaya infra red maupun ultraviolet dengan menggunakan metode optic kemudian hasil pendeteksian itu akan diteruskan ke Microprosessor yang ada pada unit flame detector akan bekerja untuk membedakan spectrum cahaya yang terdapat pada api yang terdeteksi tersebut dengan sistem delay selama 2-3 detik pada detektor ini sehingga mampu mendeteksi sumber kebakaran lebih dini dan memungkinkan tidak terjadi sumber alarm palsu. Pada sensor ini menggunakan tranduser yang berupa infrared (IR) sebagai sensing sensor. Tranduser ini digunakan untuk mendeteksi akan penyerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu, yang memungkinkan alat ini untuk membedakan antara spectrum cahaya pada api dengan spectrum cahaya lainnya seperti spectrum cahaya lampu, kilatan petir, welding arc, metal grinding, hot turbine, reactor, dan masih banyak lagi.


    sensor magnetic

    Pengertian Reed switch secara umum merupakan sensor elektrik yang dioperasikan dengan memanfaatkan medan magnet sebagai pengubah kondisinya. Atau secara ringkas disebut sensor magnet karena akan aktif jika terkena lempengan magnet.

    Gambar : sensor reed switch sensor 


    grafik sensor reed switch 


    Gambar : grafik respon sensor 

    Touch sensor
    (Gambar 17. Touch sensor)
        Touch Sensor atau Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya. Sensor Sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil (Tactile Sensor). Seiring dengan perkembangan teknologi, sensor sentuh ini semakin banyak digunakan dan telah menggeser peranan sakelar mekanik pada perangkat-perangkat elektronik.
        

    JENIS-JENIS SENSOR SENTUH

    Berdasarkan fungsinya, Sensor Sentuh dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu Sensor Kapasitif dan Sensor Resistif. Sensor Kapasitif atau Capacitive Sensor bekerja dengan mengukur kapasitansi sedangkan sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya.

    Pengertian SENSOR SENTUH dan jenis-jenisnya (KAPASITIF DAN RESISTIF)
    (Gambar 18. jenis touch sensor)

    Sensor Kapasitif

        Sensor sentuh Kapasitif merupakan sensor sentuh yang sangat populer pada saat ini, hal ini dikarenakan Sensor Kapasitif lebih kuat, tahan lama dan mudah digunakan serta harga yang relatif lebih murah dari sensor resistif. Ponsel-ponsel pintar saat ini telah banyak yang menggunakan teknologi ini karena juga menghasilkan respon yang lebih akurat.

        Berbeda dengan Sensor Resistif yang menggunakan tekanan tertentu untuk merasakan perubahan pada permukaan layar, Sensor Kapasitif memanfaatkan sifat konduktif alami pada tubuh manusia untuk mendeteksi perubahan layar sentuhnya. Layar sentuh sensor kapasitif ini terbuat dari bahan konduktif (biasanya Indium Tin Oxide atau disingkat dengan ITO) yang dilapisi oleh kaca tipis dan hanya bisa disentuh oleh jari manusia atau stylus khusus ataupun sarung khusus yang memiliki sifat konduktif.

        Pada saat jari menyentuh layar, akan terjadi perubahaan medan listrik pada layar sentuh tersebut dan kemudian di respon oleh processor untuk membaca pergerakan jari tangan tersebut. Jadi perlu diperhatikan bahwa sentuhan kita tidak akan di respon oleh layar sensor kapasitif ini apabila kita menggunakan bahan-bahan non-konduktif sebagai perantara jari tangan dan layar sentuh tersebut.

    Sensor Resistif

        Tidak seperti sensor sentuh kapasitif, sensor sentuh resistif ini tidak tergantung pada sifat listrik yang terjadi pada konduktivitas pelat logam. Sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya. Karena tidak perlu mengukur perbedaan kapasitansi, sensor sentuh resistif ini dapat beroperasi pada bahan non-konduktif seperti pena, stylus atau jari di dalam sarung tangan.

        Sensor sentuh resistif terdiri dari dua lapisan konduktif yang dipisahkan oleh jarak atau celah yang sangat kecil. Dua lapisan konduktif (lapisan atas dan lapisan bawah) ini pada dasarnya terbuat dari sebuah film. Film-film umumnya dilapisi oleh Indium Tin Oxide yang merupakan konduktor listrik yang baik dan juga transparan (bening).

        Cara kerjanya hampir sama dengan sebuah sakelar, pada saat film lapisan atas mendapatkan tekanan tertentu baik dengan jari maupun stylus, maka film lapisan atas akan bersentuhan dengan film lapisan bawah sehingga menimbulkan aliran listrik pada titik koordinat tertentu layar tersebut dan memberikan signal ke prosesor untuk melakukan proses selanjutnya.

            Dalam keadaan IDLE output yang dihasilkan adalah LOW (konsumsi daya sangat kecil) sedangkan saat ada jari yang menyentuh modul ini output yang dihasilkan adalah HIGH. Jika tidak ada aktifitas lebih dari 12 detik maka modul otomatis akan kembali ke mode IDLE (hemat daya).

            Modul dapat dipasang di belakang permukaan plastik, kaca dan bahan non-logam lainnya untuk menutupi permukaan sensor. Selain itu, jika kita dapat mengatur posisi yang tepat untuk sentuhan, kita juga dapat menyembunyikannya di dalam dinding, meja dan bagian tombol tersembunyi lainnya.
    Ketika jari menyentuh bagian sensor, modul menghasilkan sinyal high.
    a. Arus Output Pin Sink (@ VCC 3V, VOL 0.6V): 8mA
    b. Arus Output pin pull-up (@ VCC=3V, VOH=2.4V): 4mA
    c. Waktu respon (low power mode): max 220ms
    1. Dalam keadaan normal, modul menghasilkan sinyal low (hemat daya).
    d. Waktu respon (touch mode): max 60ms Cara kerja:
    4. Dilengkapi 4 lobang baut untuk memudahkan pemasangan
    3. Jika tidak disentuh lagi selama 12 detik kembali ke mode hemat energi.
    Kelebihan: - Konsumsi daya yang rendah
    - Dapat menggantikan fungsi saklar tradisional
    - Bisa menerima tegangan dari 2 ~ 5.5V DC


    Rumus Tegangan sentuh maksimal  

    𝐸𝑆 = 𝐼𝑘( 𝑅𝑘 + 1.5 𝜌𝑠)

    Ket:    𝐼𝑘 = Arus fibrilasi
              𝑅𝑘 = Nilai tahanan pada badan manusia 
              𝜌𝑠 = Tahanan Jenis tanah 
    Gerbang logika AND ( IC 4081 )

    Gerbang AND akan berlogika 1 apabila semua inputnya berlogika 1, namun bila salah satu atau semua keluarannya berlogika 0 maka keluarannya berlogika 0.
    Perhatikan Tabel kebenaran dibawah untuk menjelaskan gerbang AND
    Tabel kebenaran gerbang AND

    Tabel kebenaran gerbang AND

    Gambar : Macam - macam gerbang logika
    dan tabel kebenarannya

    Gerbang Logika OR (IC 7432)


    Gerbang Logika OR memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan 1 Keluaran (Output). Gerbang OR akan menghasilkan Keluaran 1 jika salah satu dari Masukan bernilai Logika 1 dan apabila pada gerbang OR  menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0, maka semua Masukan (Input) harus bernilai Logika 0.


    Tabel kebenaran pada tabel diatas menggambarkan fungsi OR inklusi. Gerbang OR memilki keluaran (ouput) bernilai RENDAH bila semua masukan (input) adalah bernilai RENDAH. Kolom keluaran pada tabel memperlihatkan bahwa hanya baris 1 pada tabel kebenaran OR yang menimbulkan keluaran 0, sedangkan semua baris lain menimbulkan keluaran 1.

    Diode
    Cara Kerja Dioda:
    Secara sederhana, cara kerja dioda dapat dijelaskan dalam tiga kondisi, yaitu kondisi tanpa tegangan (unbiased), diberikan tegangan positif (forward biased), dan tegangan negatif (reverse biased).
    a. tanpa tegangan
    Pada kondisi tidak diberikan tegangan akan terbentuk suatu perbatasan medan listrik pada daerah P-N junction. Hal ini terjadi diawali dengan proses difusi, yaitu bergeraknya muatan elektro dari sisi n ke sisi p. 
    b. kondisi forward bias
    Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal positif sumber listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal negatif. Adanya tegangan eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi tertarik ke masing-masing kutub. Ion-ion negatif akan tertarik ke sisi anoda yang positif, dan ion-ion positif akan tertarik ke sisi katoda yang negatif.

    IC OP-AMP
    Penguat operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang besar serta impedansi keluaran yang kecil.
    Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
    a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ~)
    b. Impedansi input tak berhingga (rin = ~)
    c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ~)
    d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)

    Rangkaian Dasar OP AMP

    a. OP AMP Inverting

    Penguatan yang outputnya berbeda fasa 180° dengan inputnya, bila input positif maka output akan menjadi negatif.

    Vout = - (Rf / R1) Vin

    b. OP AMP Non Inverting

    Penguatan yang outputnya sama dengan input yaitu tidak ada pembalikan fasa.

     Vout = Vin (1 + Rf / Rin)

    Buzzer






    Kata buzzer sebetulnya berasal dari Bahasa Inggris, artinya bel, lonceng, atau alarm. Sedangkan pengertian buzzer secara harfiah adalah alat yang digunakan untuk atau dimanfaatkan untuk menyampaikan dan menyebarluaskan pengumuman. Jadi pada bagian ini buzzer digunakan sebagai output yaitu sebagai penanda atau sebagai bel peringatan.

     

    • Transistor NPN 

    Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Kapasitor NPN memiliki simbol seperti gambar di bawah ini:

    Simbol Transistor NPN BC547



    Terdapat rumus rumus dalam mencari transistor seperti rumus di bawah ini:

    Rumus dari Transitor adalah :

    hFE = iC/iB

    dimana, iC = perubahan arus kolektor 

    iB = perubahan arus basis 

    hFE = arus yang dicapai


    Rumus dari Transitor adalah :

    Karakteristik Input

    Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.


    Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.


     Pemberian bias 

            Ada beberapa macam rangkaian pemberian bias, yaitu: 

     1. Fixed bias yaitu, arus bias IB didapat dari VCC yang dihubungkan ke kaki B melewati tahanan R seperti gambar 58. Karakteristik Output.

     



    2.Self Bias adalah arus input didapatkan dari pemberian tegangan input VBB seperti gambar 60.



    Sebuah transistor memiliki empat daerah operasi yang berbeda yaitu daerah aktif, daerah saturasi, daerah cutoff, dan daerah breakdown. Jika transistor digunakan sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah aktif. Jika transistor digunakan pada rangkaian digital, transistor biasanya beroperasi pada daerah saturasi dan cutoff. Daerah breakdown biasanya dihindari karena resiko transistor menjadi hancur terlalu besar.


    Gelombang I/O Transistor

                        


    Fungsi-fungsi Transistor diantaranya adalah :
      • sebagai Penyearah,
      • sebagai Penguat tegangan dan daya,
      • sebagai Stabilisasi tegangan,
      • sebagai Mixer,
      • sebagai Osilator
      • sebagai Switch (Pemutus dan Penyambung Sirkuit)

      4. PERCOBAAN [kembali]


    a. Prosedur Percobaan

    • Siapkan segala komponen yang di butuhkan
    • Susun rangkaian sesuai panduan
    • Sambungkan rangkaian dengan baterai untuk sumber tenaga
    • Hidupkan rangkaian
    • Apabila tidak terjadi eror, maka rangkaian selesai dibuat.

     

    b. hardware

    tidak ada (hanya ada dalam praktikum)

    c. rangkaian simulasi

    • Gambar rangkaian

                    

    (Gambar Rangkaian sebelum disimulasikan)


    (Gambar Rangkaian setelah disimulasikan)







    • prinsip kerja 
     Kondisi awal itu semua sensor berlogika 0 atau tidak diberi arus maka yang hidup adalah motor brankas Selanjutnya, ketika flame sensor aktif (berlogika 1) maka akan mengeluarkan output sebesar 0,93 volt yang teruskan ke voltage divider bias. Sehingga mengaktifkan transistor dan arus mengalir dari relay kekolektor, base dan emitor dan berakhir di ground, yang membuat relay berpindah dari kanan kekiri yang membuat relay dalam logika 0. Ketika C0=0, A1=1, A2=0, B1=0, B2=0 (sesuai tabel) maka yang diteruskan adalah S1 dari full addernya lalu diteruskan kebuffer dan diterukan ke transistor dengan fixed bias. Karena tegangan cukup untuk mengaktifkan transistor, maka arus mengalir dari relay ke kolektor, base dan emitor berakhir diground yang membuat relay berpindah dari kanan kekiri dan mengaktifkan speaker penanda yang terhubung ke pos jaga/satpam.

    Jika terjadi percobaan pembobolan brankas maka sensor magnet akan mengeluarkan output yang diteruskan ke full adder pada B1. Maka, C0=1, A1=1, A2=0, B1=1, B2=0 sesuai dengan fungsi tabel yang diteruskan adalah S1 dan S2 (S1 sama dengan penjelasan sebelumnya). Untuk S2 diteruskan ke buffer dan transistor dengan bias voltage divider yang mengaktifkan transistor, maka arus mengalir dari relay ke kolektor, base dan emitor berakhir diground yang membuat relay berpindah dari kanan kekiri dan mengaktifkan S1 dan S2 dimana motor yang ada pada ATM akan menggandkan pengamanan dan speaker yang terhubung ke tempat jaga/pos satpam akan berbunyi.

    Terakhir, jika terjadi ledakan/kebakaran di ruang atm  maka sensor flame akan mendeteksi api atau ledakan serta kemungkinan percoabaan pembobolan yang membuat semua sensor aktif yang beroutput 1. Yang membuat semua input full adder aktif maka semua output nya akan aktif. Maka buzzer peringatan akan aktif jika C2=1 diteruskan ke buffer dan buffer diteruskan ke transistor dengan self bias untuk mengaktifkan transistor dengan tegangan 0.87V dan membuat arus mengalir dari sumber ke relay ke kolektor, base dan emitor berakhir diground yang membuat relay berpindah dari kanan kekiri dan mengaktifkan buzzer peringatan. Speaker penanda aktif sebagai peringatan dan penggandaan pengunci juga aktif pada atm.




            
                                 



      e. kondisi

      tidak ada (hanya ada dalam praktikum) 

     f. download file [kembali]

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Cover Sisdig

      Bahan Presentasi Untuk Matakuliah Sistem Digital 2023 OLEH: Marsanda Nabilla 2110953014 Dosen Pengampu: Darwison,MT Referensi: a. Anil K. ...